Cara Menyusun Rumusan Indikator Dan Tujuan Pembelajaran


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan karakteristik SK-KD melalui telaah kata kerja operasional yang digunakan. Untuk kompetensi yang menuntut penguasaan konsep dan prinsip menggunakan kata kerja operasional yang sesuai dan berbeda untuk kompetensi yang menuntut kemapuan opersional atau prosedural.
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Indikator merupakan Kompetensi Dasar yang lebih spesifik. Apabila serangkaian indikator dalam satu Kompetensi Dasar sudah dapat dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut sudah terpenuhi. Untuk merumuskan indikator perlu diperhatikan:
·       Mengacu pada kompetensi dasar dan materi pembelajaran
·       Kata kerja operasional sama atau lebih rinci dari kata kerja operasional pada kompetensi dasar
·       Tiap kompetensi dasar bisa dibuat tiga atau lebih indikator
·        Cakupan lebih sempit dibanding kompetensi dasar
·        Cakupan materi lebih sedikit dibanding dengan standar kompetensi.
·  Tiap indikator dapat dibuat tiga atau lebih butir soal Perbendaharaan kata kerja operasional yang beragam akan sangat membantu guru dalam merumuskan indikator berdasarkan kompetensi dasarnya.
Rumusan indicator yang baik itu harus memenuhi beberapa persyaratan antaralain adalah :
·         Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.

·         Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
·         Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda



·         Hanya mengandung satu tindakan.
·         Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
·      Mengunakan KKO yang lebih rendah tingkatnya dan atau sama dengan KKO yang terdapat pada KD.
·       Jumlah indicator minimal untuk satu KD sama dengan jumlah amanat yang terdapat pada KD tersebut.
·       Dalam satu KD harus ada indicator yang mengacu sekurangnya pada 2 dari 3 aspek kompetensi ( cognitive, affektif dan psychomotor )
Dalam merumuskan indicator pembelajaran langkah kerja yang harus ditempuh seorang guru adalah :
Ø  Menganalisis Standar Kompetensi. Apabila KD yang tersedia pada Standar Kompetensi tersebut belum mampu mengakomodir seluruh amanat yang terdapat pada Standar Kompetensi, guru harus merunambah rumusan KD hingga semua amanat dalam Standar Kompetensi dapat diakomodir.
Ø  Menganalisis Kompetensi Dasar. Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam menganalisis KD, antara lain dalah : 1). Kata Kerja Operasi (KKO) yang digunakan. KKO yang digunakan berada pada ranah cognitive, ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), anaslisis (C4), sintesis (C5) atau evaliatif (C6). Hal ini diperlukan karena KKO pada indicator tidak boleh lebih tinggi dari KKO pada KD, paling tinggi hanya sama. Karena indicator fungsinya dalah menjabarkan KD. 2). Menggaris bawahi amanat yang terdapat dalam KD. Hal ini diperlukan karena indicator dirumuskan berdasarkan amanat yang terdapat dalam KD tersebut. 3). Menganalisis amanat yang telah digaris bawahi. Hal ini diperlukan karena apabila amanat tersebut tidak dapat dicapai dalam satu langkah perlu dirumuskan indicator perantara atau indicator penunjang.
Ø  Menganalisis materi pembelajaran. Hal ini diperlukan karena dalam memilih dan menetapkan materi ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, 1). Kontektual, artinya materi tersebut harus punya korelasi dengan keseharian peserta didik. 2). Visi dan misi sekolah, artinya bahwa materi yang ditetapkan memiliki titik singgung dengan visi sekolah. 3). Perluasan dan pengembangan materi. Ketiga aspek ini tentu memerlukan evaluasi untuk itu perlu dirumuskan indakator yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Ø  Merumuskan indicator dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, simple jelas dan mudah dipahami.

Penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP) yang baik perlu melibatkan unsur-unsur yang dikenal dengan ABCD, yang berasal dari empat kata sebagai berikut:
A = Audience
B = Behavior
C = Condition
D = Degree
A = Audience adalah pelaku yang menjadi kelompok sasaran pembelajaran, yaitu siswa. Dalam TP harus dijelaskan siapa siswa yang mengikuti pelajaran itu. Keterangan mengenai kelompok siswa/mahasiswa yang akan manjadi kelompok sasaran pembelajaran diusahakan sespesifik mungkin. Misalnya, siswa/mahasiswa jenjang pendidikan apa, kelas berapa, semester berapa, dan bahkan klasifikasi pengelompokan siswa/mahasiswa tertentu. Batasan yang spesifik ini penting artinya agar sejak awal mereka yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa bahan pembelajaran yang dirumuskan atas dasar TP itu belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan pembelajarannya terlalu mudah, terlalu sulit. Atau tidak sesuai dengan kebutuhannya.
B = Behavior adalah perilaku spesifik khusus yang diharapkan dilakukan peserta didik setelah selesai mengikuti proses pembelajaran. Perilaku ini terdiri atas dua bagian penting, yaitu kata kerja dan objek. Kata kerja menunjukkan bagaimana peserta didik mempertunjukkan sesuatu, seperti: menyebutkan, menganalisis, menyusun, dan sebagainya.
C = Condition adalah kondisi yang dijadikan syarat atau alat yang digunakan pada saat peserta didik diuji kinerja belajarnya. TP yang baik di samping memuat unsur penyebutan audens (peserta didik sebagai subyek belajar) dan perilaku, hendaknya pula mengandung unsur yang memberi petunjuk kepada penyusun tes mengenai kondisi atau dalam keadaan bagaimana siswa diharapkan mempertunjukkan perilaku yang dikehendaki pada saat diuji.
D = Degree adalah derajat atau tingkatan keberhasilan yang ditargetkan harus dicapai peserta didik dalam mempertunjukkan perilaku hasil belajar. Target perilaku yang diharapkan dapat berupa: melakukan tanpa salah, dalam batas waktu tertentu, pada ketinggian tertentu, atau ukuran tingkatan keberhasilan lainnya.
Berikut adalah contoh perumusan TP :
Diberikan gambar, bahan dan alat-alat
C
Mahasiswa Jurusan Bangunan FT UNYdapat membuat
A                                                         B                     B

sebuah kusen pintu yang harus selesai dalam waktu 180 menit dan hasilnya
D
memenuhi standar Industri

Comments

Post a Comment

Populer

Pengertian, Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengertian, Prinsip-prinsip dan Manfaat Metodologi Pembelajaran PAI