1.
Pendidikan
Menurut
Uus Ruswandi (2008: 6) “pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara
sadar dan terencana dalam rangka untuk membantu perkembangan potensi peserta
didik guna memiliki kompetensi-kompetensi atau kemampuan yang diharapkan oleh
keluarga, masyarakat, bangsa dan agamanya”.
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional juga disebutkan bahwasannya: "pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara".
MJ.
Langeveld : Pendidikan adalah mempengaruhi
anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah
usaha yang didasari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang yang dewasa
dengan anak yang belum dewasa.
Hogeveld
: Pendidikan adalah membantu anak
supaya dia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidup atas tanggung jawabnya
sendiri.
Ki
Hajar Dewantara : Pendidikan
adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggot masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya
1.1. Unsur-unsur Pendidikan
·
Siswa
Seorang yang bertindak
sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
·
Guru
Seseorang yang
bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
·
Tujuan
Pernyataan tentang
perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi
pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
·
Isi Pelajaran
Segala informasi berupa
fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
·
Metode
Cara yang teratur untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan
mereka untuk mencapai tujuan.
·
Media
Bahan pengajaran dengan
atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.
·
Evaluasi
Cara tertentu yang
digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
1.2. Dasar, Tujuan, dan
Fungsi Pendidikan Nasional
Undang-undang
No.20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 2 dan Pasal 3 membicarakan mengenai Dasar,
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
·
Dasar Pendidikan
Nasional
Menurut
Undang-undang no.20 tahun 2003 Pasal 2 Pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
·
Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Nasional
Menurut
Undang-undang no.20 tahun 2003 Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujaun untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
2.
Pendidikan
Islam
Dalam
konteks Islam, pendidikan secara bahasa (lughatan)
ada tiga kata yang digunakan.[1]
Ketiga kata tersebut, yaitu : 1) At-tarbiyah,
2) Al-ta’lim, dan 3) Al-ta’dib. Ketiga kata tersebut memiliki
makna yang saling berkaitan saling cocok untuk pemaknaan pendidikan dalam
Islam. Ketiga makna itu mengandung makna yang amat dalam, menyangkut manusia
dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan berkaitan
dengan satu sama lain.
At-tarbiyah (التربية) berakar dari tiga kata, yakni pertama, berasal dari kata rabba
yarbu (يربو
– ربا)
yang artinya bertambah dan bertumbuh. Kedua,
berasal dari kata rabiya yarbi (يربى – ربي) yang artinya tumbuh dan berkembang. Ketiga, berasal dari kata rabba yarubbu (يربو – رب)
yang artinya memperbaiki, membimbing, menguasai, memimpin, menjaga dan
memelihara. Al-ta’lim (التعليم) secara ligahwy berasala dari kata fi’il tsulasi mazid biharfin wahid, yaitu ‘allama yu ‘allimu (يعلم – علم). Jadi ‘alama (علم) artinya mengajar. Al-ta’adib
(التأديب)
berasal dari kata tsulasi maszid bihaijmn
wahid, yaitu ‘addaba yu ‘addibu (يأدب – أدب). Jadi ‘addaba (أدب) artinya memberi adab. Elain yang tiga disebutkan diatas ada
lagi istilah “riadhah” yang berarti
pelatihan.
Menurut
Abu ‘Ala al-Mardudi kata rabbun (رب) terdiri atas dua huruf ra
dan ba tasydid yang merupakan
pecahan dari kata tarbiyah yang
berarti pendidikan, pengasuhan dan sebagainya. Selain itu kata ini mencakup
banyak arti seperti “kekuasaan, perlengkapan pertanggung jawaban, perbaikan,
penyempurnaan, dan lain-lain.” Kata ini juga merupakan predikat bagi suatu
kebesaran, keagungan, kekuasaan, dan kepemimpinan. Didalam al-qur’an misalnya
kata rabbun (رب) terdapat dalam surat alfatihah ayat ke dua.
Pengertian
ta’lim menurut Abd. al-Rahman sebatas proses penstrasferan pengetahuan antar
manusia. Ia hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan yang ditransfer secara
kognitif dan psikomotorik, atau tetapi tidak dituntut pada domain afektif. Ia
hanya sekedar memberi tahu atau memberi pengetahuan, tidak mengandung arti
pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan arah pembentukan kepribadian
yang disebabkan pemberian pengetahuan. Selanjutnya kata ta’lim juga terdapat dalam al-qur’an surat Al-baarah : 31.
Selanjutnya
kata ta’dib menurut al-Atas adalah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang
tepat dan segala sesuatu yang didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa,
sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan
Tuhan didalam tatanan wujud dan kebenarannya. Kata ta’dib terdapat didalam hadits Rasulullah SAW : “Tuhanku
telah menta’dib (mendidik)ku maka ia sempurnakan ta’dib (pendidikan)ku.”
Sedangkan
kata riyadhah hanya dipopulerkan oleh
al-Ghazali. Baginya riyadhah adalah
proses pelatihan individu pada masa kanak-kanak. Berdasarkan pengertian
tersebut, al-Ghazali hanya menghususkan penggunaan al-riyadhah untuk fase kanak-kanak, sedang fase yang lain tidak
tercakup didalamnya.
Pendidikan
Islam adalah proses transisternalisasi atau transaksi pengetahuan dan
nilai-nilai Islam kepada peserta didik malalui upaya pengajaran, pembiasaan,
bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensi, guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup didunia dan akhirat.[2] Yusuf al-Qardhawi memberi pengertian
pendidikan Islam sebagai Pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani
dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.[3]
Ahmad
Tafsir (2011: 32) mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal
sesuai dengan ajaran Islam.
Ahmad
D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Tayar Yusuf (1986: 35) mendefinisikan
Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam adalah usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia Muslim, bertaqwa
kepada Allah swt. berbudi luhur dan berkepribadian luhur yang memahami,
mengahayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya.
Didalam
GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha
sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan
dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
antara umat beragama dalaml masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
3.
Tujuan
Pendidikan Islam
Tujuan
pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu
untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepada Nya,
dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat. (lihat S.
Al-Dzariat:56; S. ali Imran: 102).
Menurut
Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah. Marimba (1962:43) bahwa bahwa “Tujuan pendidikan Islam
adalah terbentuknya kepribadian muslim”.
Menurut
al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
§ Tujuan
yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,
tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
§ Tujuan
yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah
laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
§ Tujuan
profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
[1] H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.
(Jakarta : kalam mulia, 2002), hal 33
[2] H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.
(Jakarta : kalam mulia, 2002), hal 38
[3]
http://danimenk46.blogspot.com/2013/04/penertian-dan-tujuan-pendidikan-islam.html
Social Media