Pengertian Model Open Ended Learning
1. Pengertian
Model Open Ended Learning
Menurut
Becker & Shimada (2003: 1), model Open-Ended
Learning merupakan model yang memberikan pengalaman kepada
siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan yang baru dengan mengkombinasikan
pengetahuan yang dimiliki siswa, keterampilan, atau cara berfikir siswa yang
telah dipelajari sebelumnya.
Hannafin, cs yang dikutip Miftahul Huda (2014: 278) menyebutkan
bahwa pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah Open-Ended Learning (OEL) merupakan
proses pembelajaran yang di dalamnya tujuan dan keinginan
individu/siswa dibangun dan dicapai secara terbuka. Tidak hanya tujuan, model OEL
juga bisa merujuk pada cara-cara untuk mencapai maksud pembelajaran itu
sendiri.
Suherman
(2001: 13) menyatakan bahwa pendekatan open-ended
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan menyajikan masalah yang
memiliki penyelesaian benar lebih dari satu atau jawaban benar lebih dari satu
sehingga siswa secara mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Pendekatan open-ended tidak hanya
berorientasi pada jawaban akhir, tetapi memungkinkan siswa untuk berpikir
secara aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah tanpa adanya pembatasan
penyelesaian dan jawaban benar tunggal. Tujuan utama pemberian masalah open-ended bukan untuk mendapatkan
jawaban benar tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada jawaban.
Menurut
Syaban (2011), pendekatan open-ended merupakan
pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode
penyelesaian atau penyelesaian benar lebih dari satu. Adapun menurut Pehkonen (1997:
64), pendekatan open-ended adalah
suatu metode penggunaan soal-soal open-ended
didalam kelas untuk membangkitkan kegiatan diskusi. Sedangkan menurut Hino
(2007: 508), masalah terbuka (open-ended
problem) adalah suatu masalah yang diformulasikan sedemikian sehingga
memilliki beberapa jawaban yang benar. Shimada (1997: 1) soal open-ended (masalah terbuka) adalah
masalah yang diformulasikan memiliki banyak metode penyelesaian dan jawaban
benar lebih dari satu.
Pada
pendekatan pembelajaran open-ended
siswa tidak hanya dituntut menemukan solusi dari masalah yang diberikan tetapi
juga memberikan argumentasi tentang jawabannya serta menjelaskan bagaimana
siswa bisa sampai pada jawaban. Jadi, pendekatan open-ended merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai cara dan
jawaban benar lebih dari satu, kemudian membandingkan hasil pekerjaan.
Menurut Mifathul Huda (2014: 279), ada beberapa
asumsi yang mendasar tentang OEL, diantaranya adalah:
a. Konteks dan
pengalaman merupakan hal penting untuk dipahami: Pembelajaran akan sangat
efektif jika ia melibatkan pengalaman yang kaya dan konkrit yang dengan nya
siswa bisa menjumpai, membentuk dan mengubah teori teorinya secara praktis di lapangan.
b. Pemahaman
harus dimediasi secara individual siswa menilai apa, kapan, dan bagaimana
pembelajaran terjadi.
c. Meningkatkan
proses kognitif seringkali lebih penting daripada menciptakan produk-produk
pembelajaran. Untuk itulah, lingkungan yang Open-Ended
perlu di rancang untuk mendukung skill
kognitif tingkat tinggi, seperti identifikasi dan manipulasi variable-variabel,
interpretasi data, hipotesis, dan eksperimentasi. Proses penelitian ilmiah
lebih dihargai daripada pemeroleh ‘kebenaran’ ilmiah itu sendiri.
http://fatkhan.web.id/pengertian-pendekatan-open-ended-learning/
ReplyDeleteSiap
DeleteThanks atas informasinya, kak.....
ReplyDeleteLuv luv banget deh..... Membantu banget.....
Oh ya,,, saran nih buat kk, lain kali kalau buat postingan dikasih sumber terkait yak!!! karena itu membantu banget buat kami (pembaca)...