Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran PAI

A.    Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran PAI
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu. Pentingnya guru memahami prinsip dari teori belajar menurut Lindgren dalam Toeti Sukamto (1992: 14 ) mempunyai alasan sebagai berikut :
·    Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri siswa, Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar;
·    Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar;
Sebelum memulai proses pembelajaran hendaknya dipahami dulu prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang mengacu pada teori belajar dan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat yang akan diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Prinsip-prinsip (Muhaimin MA, Paradigma Pendidikan Islam,Rosda, hlm.137) tersebut antara lain adalah:
1.      Prinsip Kesiapan (Readiness)
Konsep kesiapan sangat mempengaruhi dalam proses belajar peserta didik yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam proses dan pembelajaran, pasti didik banyak yang berputus asa atau malas belajar. Prinsip kesiapan balajar bukan hanya berdasarkan kondisi fisik saja, namun kesiapan belajar ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, psikis, inteligensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan factor-faktor yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
Berdasarkan prinsip kesiapan belajar tersebut, dapat dikemukakan hal-hal yang terkait dengan pembelajaran antara:
a.   Individu akan dapat belajar dengan baik apabila tugas yang diberkan kepadanya sesuai dengan kesiapan (kematangan usia, kemampuan, minat, dan latar belakang pengalaman)
b.   Kesiapan belajar harus dikaji lebih dulu untuk memperoleh gambaran kesiapan belajar siswanya dengan jalan mengetes kesiapan atau kemampuan.
c.     Jika individu tidak siap untuk melaksanakan suatu tugas belajar maka akan menghambat proses pengaitan pengetahuan baru kedalam struktur kognitif yang dimilikinya.
d.   Kesiapan belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan untuk menerima sesuatu yang baru dalam membentuk atau mengembangkan kemampuan yang lebih mantap.
e.  Bahan dan tugas-tugas belajar akan sangat baik kalau divariasi sesuai dengan factor kesiapan kognitif, efektif dan psikomotorik peserta didik yang akan belajar.
  1. Prinsip Motivasi (Motivation)
Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah kearah suatu tujuan tertentu. Seseorang peserta didik dapat terlihat memiliki motivasi dari pengamatan observasi tingkah lakunya.
Ciri-ciri peserta yang memiliki motivasi:
a.      Bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan.
b.      Berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut.
c.       Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
Berdasarkan sumbernya, motivasi dapat dibagi menjadi dua:
a.       Motivasi intrinsic.
Yaitu: motivasi yang dating dari dalam diri peserta didik.
b.      Motivasi ekstrinsik.
Yaitu: motivasi yang dating dari lingkungan diluar peserta didik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pendidikan agama:
Ø  Memberikan dorongan (Drive)
Tingkah laku seseorang akan terdorong kearah sesuatu tujuan tertentu apabila ada kebutuhan. Kebutuhan ini menyebabkan timbulnya dorongan internal, yang selanjutnya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu menuju tercapainya suatu tujuan. Setelah tujuan dapat dicapai biasanya intensitas dorongan semakin menurun.
Ø  Memberikan Insentif.
  Adanya karakteristik tujuan menyebabkan seseorang bertingkah laku untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku tersebut disebut insentif. Setiap orang mengharapkan kesenangan dengan mendapatkan insentif yang bersifat negative.
 Insentif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tidak selalu berupa materi, tetapi bisa berupa nilai atau penghargaan sesuai kadar kemampuan yang dapat diberikan kepada peserta didik secara bertahap sesuai tahap tingkatan yang dapat dicapainya.
Ø  Motivasi Berprestasi.
Setiap orang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk dapat berprestasi. MC Chelland (dalam Carlesson, 1986) mengemukakan bahwa motivasi merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu:
1)      Harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil.
2)      Prestasi tertinggi nilai tigas.
3)      Kebutuhan untuk keberhasilan atau kesuksesan.
Ø  Motivasi kompetensi
      Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk menunjukkan kompetensi dengan berusaha menaklukan lengkungan. Motivasi belajar tidak bisa dilepaskan dari keinginannya untuk menunjukkan kemampuan dan dan penguasaanya kepada orang lain.
Ø  Motivasi kebutuhan.
Menurut Maslow, manusia memiliki kebutuhan yang bersifat hierakis

  1. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat keterampilan, yaitu:
ü  Berorientasi pada suatu masalah.
ü  Meninjau sepintas isi masalah.
ü  Memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan.
ü  Mengabaikan stimulasi yang tidak relevan.



Dalam proses pembelajaran, prinsip perhatian merupakan factor yang besar pengaruhnya. Apabila peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang disampaikan atau dipelajari maka peserta didik tersebut dapat menerima dengan mudah.
  1. Prinsip Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang bersifat komplek yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Pada umumnya, seseorang itu lebih cenderung percaya pada sesuatu sesuai dengan bagaimana ia memahami sesuatu itu pada sitiasi tertentu. Persepsi bersifat relative, selektif dan teratur. Karena itu sejak dini seseorang pesertra didik perlu ditanamkan rasa memilki persepsi yang baik dan akurat mengenai apa yang dipelajari.
  1. Prinsip Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu. Kebanyaan apabila seseorang belajar, maka setelah selang beberapa waktu apa yang akan dipelajari akan banyak yang terlupakan.
Prinsip-Prinsip untuk meningkatkan retensi:
ü  Isi pembelajaran yang bermakna akan lebih mudah diingat dibandingkan dengan isi pembelajaran yang tidak bermakna.
ü  Benda yang jelas dan konkrit lebih mudah diingat, daripada benda-benda yang abstrak.
ü  Isi pembelajaran yang bersifat konsektual/serangkaian kata-kata yang mempunyai kekuatan asosiatif lebih baik diingat dibandingkan dengan kata-kata yang tidak memiliki kesamaan internal.
ü  Tidak ada perbedaan antara retensi dengan apa yang telah dipelajari peserta didik yang mempunyai berbagai tingkat IQ.[9]
Ada tiga faktor yang mempengaruhi retensi belajar, yaitu:
a.       Apa yang dipelajari pada permulaan (original learning )
b.      Belajar melebihi penguasaan (clear learning)
c.       Pengulangan dengan interval waktu (spaced learning)
Cara-cara untuk meningkatkan retensi belajar, antara lain:
·         Usahakan agar isi pembelajaran yang dipelajari disusun dengan baik dan bermakna.
·         Pembelajaran dibuat dengan bantuan jembatan keledai (macmonic)
·         Berikan resitasi, karena hal itu akan meningkatkan aktivitas peserta didik.
·         Berikan latihan pengulangan terutama untuk pembelajaran keterampilan motorik.
·         Susun dan sajikan konsep yang jelas.
  1. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah dipelajari dapat mempengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Ada beberapa bentuk transfer, yaitu:
·         Transfer Positif
Terjadi apabila pengalaman sebelumnya dapat membantu mempermudah pembentukan untuk kerja peserta didik dalam tugas-tugas selanjutnya.
·         Transfer Negatif
Terjadi apabila pengalaman yang diperoleh sebelumnya menghambat atau mempersulit untuk kerja dalam tugas-tugas baru.
·         Transfer Nol
                    Terjadi apabila pengalaman yang diperoleh sebelumnya tidak mempengaruhi unjuk kerja                      dalam tugas-tugas barunya.






Sumber  Materi Ujian Kompre

Comments

Populer

Cara Menyusun Rumusan Indikator Dan Tujuan Pembelajaran

Pengertian, Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengertian, Prinsip-prinsip dan Manfaat Metodologi Pembelajaran PAI