Pengertian dan Hakikat Belajar Menurut Tokoh Islam

1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu:

·         Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
·         Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
·         Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003).
Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik  yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).
Pada hakikatnya , belajar adalah “perubahan” yang terjadi dalam seseorang  setelah melakukan aktifitas. Akan tetapi tidak semua perubahan dikategorikan perubahan.
Moh.Surya (1997), mengemukakan mengenai ciri dari perubahan itu, sebagai berikut 
a.      Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
 Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari     individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang   bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan
b.      Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
 Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya       merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
c.       Perubahan yang fungsional.
  Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan    hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang          maupun masa mendatang.
d.       Perubahan yang bersifat positif.
  Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah          kemajuan.
e.        Perubahan yang bersifat aktif.
  Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya      melakukan perubahan.
f.        Perubahan yang bersifat pemanen.
  Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap        dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
g.       Perubahan yang bertujuan dan terarah.
  Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik       tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

h.       Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya harus diperoleh dengan usaha sendiri.
Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
·      Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
·    Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
·   Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
·        Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
·        Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
v  Hakikat Belajar Menurut Tokoh-Tokoh Islam
Banyak tokoh - tokoh Islam yang memiliki kepedulian dan menyumbangkan pemikirannya tentang aktivitas belajar, diantara tokoh tersebut adalah Al-Ghazali dan Al-Zarnuji. Kedua tokoh - tokoh ini pemikiran - pemikirannya mewarnai dunia pendidikan di Indonesia terutama pendidikan Islam.
a.       Menurut Al-Ghazali
        Konsep belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu ta’lim insani dan ta’lim robbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Konsep ini biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan biasanya dilakukan dengan menggunkan alat - alat indrawi.
         Proses ta’lim insani dibagi menjadi dua. Pertama, dalam proses belajar mengajar hakikatnya terjadi aktivitas mengekplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan - perubahan prilaku. Seorang pendidik mengeksplor ilmu yang dimilikinya untuk diberikan kepada peserta didik, sedangkan peserta didik menggali ilmu dari pendidik agar ia mendapatkan ilmu. Al-Ghazali menganalogikan menuntut ilmu dengan menggunakan proses belajar mengajar.
          Dalam proses ini, peserta didik akan mengalami proses mengetahui, yaitu proses abtraksi. Suatu objek dalam wujudnya tidak terlepas dari aksiden - aksiden dan atribut - atribut tambahan yang menyelubungi hakikatnya. Ketika subjek berhubungan dengan objek yang ingin diketahui, hubungan suatu terkait dengan ukuran, cara, situasi, tempat.
Kemudian Al-Ghazali membagi tahap - tahap abstraksi pada dua tahapan, yaitu :
·     Indra menangkap suatu objek, ia harus pada jarak terten tu dari objek dan situasi tertentu
·   Terjadi alkhayyal menangkap objek tanpa melihat,tetapi tangkapan - tangkapan masih meliputi aksiden - aksiden dan atribut-atribut tambahan seperti kualitas dan kuantitas
Agar proses belajar mengajar dapat efektif dan mendapatkan hasil yang optimal ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh peserta didik, antara lain :
·       Mendahulukan kebersihan jiwa dari akhlak yang kotor. Karena hati sebagai sentral dalam jasad manusia dan sangat berpengaruh terhadap segala aktivitas pekembangannya
·        Mengurangi kesenangan duniawi agar hati terpusat pada ilmu dan pelajaran.
·     Sederhana dalam hal makanan, karena bila terlalu kenyang dapat mengakibatkan keras hati, mengganggu ketangkasan dan kecerdikan serta malas, dan lain sebagainya
·        Belajar ilmu sampai tuntas.
·        Bersikap rendah diri jangan meremehkan orang lain termasuk kepada gurunya.
·    Mengenal nilai - nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang bermanfaat, membahagiakan, mensejahterakan dan memberi keselamatan dunia dan akhirat
     Kedua yang terkait dengan ta’lim insani adalah tafakur. Tafakur diartikan sebagai proses belajar dengan mengamati kejadian alam dan peristiwa - peristiwa yang terjadi di alam ini. Tafakur ini dapat dilakukan dengan mengosongkan jiwa dan hati yang suci.
  Selanjutnya konsep belajar dengan pendekatan ta’lim robbani. Pada tahapan ini seorang manusia belajar dengan bimbingan tuhan.
b.      Menurut Al-Zarnuji
     Konsep belajar mengajar adalah meletakan hubungan pendidik dan peserta didik pada tempat sesuai porposinya, seorang siswa adalah seorang yang harus selalu tekun dalam belajar, senantiasa menghormati ilmu pengetahuan dan menghormati pendidik, karena kalau siswa sudah menghormati guru dan menghormati ilmunya maka ia akan menyerap ilmu.



sumber : IPI/Kependidikan ; Materi Ujian Kompre

Comments

Populer

Cara Menyusun Rumusan Indikator Dan Tujuan Pembelajaran

Pengertian, Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengertian, Prinsip-prinsip dan Manfaat Metodologi Pembelajaran PAI